Pages

Senin, 16 Agustus 2010

Setelah 65 Tahun Indonesia Merdeka

“Aku cinta negeri ini tapi tidak kepada pemerintahnya” kata-kata itu dinyanyikan oleh seorang pengamen di sebuah angkutan umum. Kebetulan ketika itu saya ada di dalam angkutan umum tersebut. Entah sengaja atau tidak tapi moment sang pengamen itu pas banget, sebab hanya dua hari menjelang peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 65.

Mendengar syair ini saya langsung terbayang cerita-cerita masa kecil dulu. Nenek dan kakek saya selalu mengatakan bahwa bersyukurlah hidup di Indonesia sebab negeri ini sangat kaya, penduduknya ramah dan segala kebaikan ada disini. Mungkin ketika itu saya belum mengerti apa yang dimaksud. Saat itu saya hanya gembira dan sangat senang sebab tiap sore masih bisa bermain sepakbola di halaman sebuah kantor milik pemerintah.

Hingga tiba – tiba saya berkenalan dengan lagu koes plus yang berjudul “kolam susu” dimana ada syair yang berbunyi

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman


Betapa lagu ini ingin mengambarkan kekayaan negara kita yang memang merupakan anugerah Sang Pencipta untuk kita kelola dan gunakan dengan baik. Namun, semakin saya besar dan semakin saya paham apa itu negara, saya merasakan sesuatu yang beda. Timbul pertanyaan mengapa negara yang katanya kaya ini masyrakatnya banayak yang susah. Mengapa negara yang katanya tanahnya makmur dan subur ini tetapi nasib rakyatnya tidak semakmur yang diharapkan.

Lalu apakah kakek dan nenek saya berbohong dengan mengatakan negeri ini kaya dan subur, Atau memang kenyataannya begitu namun ada salah urus di dalamnya? Pertanyaan ini muncul ketika saya duduk di bangku universitas. Ketika sudah mulai paham mengapa kekayaan negeri ini hanya sekedar menjadi cerita mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi lainnya.

Pertanyaan besarnya mengapa kisah kekayaan negara ini tidak turun dan terasa dampak nyatanya? Mungkin, satu jawaban besarnya sudah terlalu lama negara ini salah urus dan salah asuhan. Telah banyak ganti rezim pemerintahan namun tetap saja masalahnya hanya satu belum terdistribusinya secara merata kekayaan yang dimiliki bangsa ini. ok, banyak orang cerdas yang bangga bahwa negara ini menuju tingkatan demokrasi yang lebih baik, namun kenyataan dilapangan masyarakat tidak membutuhkan itu bila tidak diimbangi dengan tersebarnya kesejahteraan.

Setiap menjelang peringatan hari jadi negeri ini selalu timbul pertanyaan klasik, “apakah benar kita sudah merdeka?” pertanyaan yang kemungkinan jawabannya bisa ditemukan dari apa yang pernah di utarakan oleh Erich Fromm dimana ia pernah mengatakan "Sungguh merebut kemerdekaan itu tidak mudah, namun melaksanakan kemerdekaan jauh lebih sulit".

Ya, itu tugas bangsa ini sebenarnya untuk melaksanakan kemerdekaan yang kita rebut. Agar kemerdekaan tidak hanya dimakanai dengan upacara dan pemasanagan bendera, pawai atau karnaval dengan baju daerah bahkan yang lebih parah ketika kemerdekaan hanya berasa saat ada lomba makan kerupuk dan balap karung.

0 komentar: