Pages

Minggu, 03 Mei 2009

Belajar dari Lance Armstrong

Live Strong!
Itulah kata-kata yang keluar dari mulut Lance Armstrong.
Dia seorang atlit balap sepeda yang telah divonis mengidap kanker otak, testis dan paru-paru. Bahkan lebih buruk lagi, Lance, hanya mempunyai 45.99% peluang untuk hidup.



Tapi, Lance Armstrong tak mau mengalah dan menyerah begitu saja . Dia berjuang sekuat tenaga untuk hidup dan mencari kekuatan dalam dirinya untuk melawan vonis dokter itu Setelah sembuh, dia menyertai semula Tour De France dan menjadi juara. Dia membuktikan pada dunia, dia boleh sembuh dari kanker yang membawa maut dan tak membiarkan kanker tersebut membayangi hidupnya.

Bukan menang secara kebetulan dan bukan menang sekali, tapi 7 kali! Semua itu hasil dari mindset, fighting spirit, terus berjuang, fokus, usaha konsisten dan berlatih dengan ekstrem, maksudnya lebih dari latihan atlit biasa. dia berkata knowledge is power.

Lance Armstrong tak perduli apa yang orang lain katakan tentang dirinya. Hanya ada 2 fokus dalam hidupnya selepas sembuh dari kanker. Pertama, isteri dan anak-anaknya. Kedua, misi pribadinya untuk memenangi Tour De France.

Ada kisah yang menarik dari sepenggal kehidupan Lance Armstrong diatas. Seseorang yang sudah divonis mengidap kanker dan hidupnya tidak lama lagi, tetapi mampu menjadi seorang juara dunia sepeda.

Dia tidak mau menyerah dengan keadaan. Baginya selama dirinya bisa berbuat dan bekerja maka itulah yang akan dilakukannya. Dia tidak mempedulikan kata-kata orang lain yang memvonisnya. Malahan sebaliknya dengan kata-kata itu ia menjadi tertantang untuk membuktikan kualitasnya.

Ya, Lance Armstrong berhasil menjadi seorang pemenang. Tidak hanya pemenang dalam kejuaraan sepeda, tetapi Armstrong juga menjadi pemenang dalam kehidupannya.
Maka marilah kita menjadi pemenang dalam kehidupan ini. Jangan menjadi seorang pecundang. Seorang pemenang ialah mereka yang selalu menciptakan tantangan dan kreativitas. Bukan mereka yang selalu melontarkan alasan demi alasan. Seorang pemenang ialah mereka yang berhasil menemukan masalahnya lalu memecahkannya. Bukannya seorang yang selalu menjadikan masalah sebagai kambing hitam.
Bisa saja Lance Armstrong mundur dari balapan sepeda dengan alasan penyakit kankernya, tetapi bukan itu yang dilakukannya. Ia malah semakin tertantang untuk terus menantang. Begitu juga ia bisa menjadikan penyakitnya sebagai kambing hitam dalam kegagalan prestasinya, tetapi bukan itu juga yang dilakukannya.
Hal ini pula yang pernah dialami oleh Ubay bin Ka’ab. Akibat kekhilafannya mundur dari perang ia mendapat hukuman dari Rasulullah saw. namun, ia tidak menjadikan hukuman itu sebagai pembenarannya untuk melakukan makar terhadap kepemimpinana Rasulullah saw. tetapi ia menjadikan hukuman itu sebagai bahan introspeksi diri, hingga ia kembali menemukan dirinya.

Jadi, mari kita buktikan bahwa omongan-omongan miring orang lain terhadap kita itu salah. Jangan jadikan omongan-omongan itu menjadikan kita semakin kerdil dan tak berdaya. Tetapi jadikan hal itu sebagai lecutan untuk tersu berprestasi dan berkarya. Dulu Thomas Alva Edison banyak yang menuduh gila karena usahanya dalam membuat lampu pijar, tetapi itu tidak menjadikannya berhenti dan mengaku kalah. Hingga akhirnya dia dapat menemukan bohlam lampu yang masih bias kita nikmati sampai saat ini…

0 komentar: