Pages

Jumat, 20 Juni 2008

Saatnya Yang Muda Tampil

Menjelang pemilu tahun 2009 ini partai-partai politik di negeri ini mulai saling larak-lirik, cari mencari figure yang pas untuk dimajukan sebagai calon presiden dalam pemilu mendatang. Tetapi, sayangnya dari sekian banyak nama-nama yang keluar bukanlah nama-nama baru.

Hal ini sungguh ironis dan menyedihkan. Apakah dinegara yang penduduknya telah melebihi angka 200 juta ini gak ada orang lagi selain mereka-mereka yang senior. Padahal kalo kita mau memperhatikan fenomena global sekarang ada dua aspek penting yang harus dijadikan acuan yaitu, perubahan dan regenerasi.

Buktinya di Prancis, Sarkozy bisa berkuasa. Begitu juga di Amerika telah muncul nama-nama seperti Hillary Clinton dan Barak Obama. Contoh lainnya bisa kita lihat dalam cabang olahraga sepakbola. Ketika David Beckham sudah diraskan tua maka manajemen Manchester United segera mencari penggantinya, maka naiklah Cristiano Ronaldo. Hal yang serupa terjadi di Barcelona dimana perlahan demi perlahan peranan Ronaldinho mulai digantikan oleh Lionel Messi yang baru berumur dua puluh tahunan.

Kalo dipikir-pikir kejadian ini sangat mirip dengan iklan produk sebuah rokok yang sering kita tonton di televisi. Dimana dalam iklan itu digambarkan bahwa yang muda itu tidak ataupun kurang untuk mendapat kepercayaan. Bahkan untuk sekedar menerangkan situs pariwisata aja ogah didengarkan oleh mereka yang lebih tua. Nah, sebagai generasi muda jelas saya agak gerah dan geram juga melihat iklan tersebut. Sebab walau bagaimanapun banyak loh peran yang dilahirkan oleh generasi muda. Kalo kita mau melihat sejarah negeri ini, siapa coba yang berjuang dengan sekuat tenaga sehingga negeri ini bisa keluar dari penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dan Jepang? Yap, jawabnya merekalah para pemuda, gak percaya? Silakan buka lagi buku sejarahmu.

Yang muda gak pengalaman?

Memang banyak yang bilang kalo para pemuda itu gak punya banyak pengalaman, sehingga dengan dalih itu menyebabkan sulitnya yang muda-muda untuk tampil. Namun kita juga harus bertanya balik, gimana mau punya pengalaman kalo gak pernah di kasih kesempatan? Lagian bukan berarti pengalaman itu segala-galanya. Setidaknya kita punya yang namanya semangat dan idealitas serta ide-ide yang original. Lagian gak selamanya bermodal pengalaman aja bisa membuat perubahan, apalagi bila pengalaman itu gak pernah dipakai untuk menciptakan sesuatu yang baik. Buktinya, banyak loh para penjahat yang telah merasakan kehidupan penjara tetapi setelah lepas dalam waktu yang cepat ia kembali ke perbuatan yang menyebabkan dirinya masuk penjara lagi.

Seharusnya bangsa yang baik ialah bangsa yang menghargai para pemudanya. Nah, teori inilah yang dipegang teguh oleh Arsene Wenger, pelatih klub sepakbola Inggris, Arsenal. Selepas kepergian sang senior dan maskotnya Thierry Henry, ke Barcelona tidak membuat coach Wenger pusing ia menyadari masih memiliki talenta-talenta muda dan hebat seperti Fabregas, Van Persie, Adebayor dan sejumlah pasukan mudanya. Terbukti dengan pasukan mudanya sekarang Arsenal menjadi tim yang paling eksentrik dan dinamis sehingga selalu enak untuk disaksikan bahkan tim sekelas Liverpool dan Manchester United yang bertabur bintang aja belum bisa mengalahkan mereka.

Jadi intinya bukan adanya pengalaman atau tidak, tetapi adakah kemauan untuk mengakui atau menghargai peran dari pemuda. Bila pemuda dibaikan dan potensinya dihilangkan begitu saja maka jangan heran kalo banyak pemuda yang lebih peduli memikirkan pesta dan hura-hura saja dibandingkan dengan memikirkan nasib bangsa ini.

Islam memperhatikan para pemuda

Begitu juga dalam islam, peranan pemuda itu sangat penting artinya buktinya berbagai kesempatan Rasulullah sering kali dengan antusias menggembleng atau memberikan nasihat kepada generasi muda yang menjadi bukti bahwa beliau begitu peduli dan memperhatikan para pemuda. Kalo gak percaya coba, nih, kamu simak hadits-hadits berikut:

“Sesungguhnya Allah merasa kagum dengan pemuda yang tidak tergelincir” (HR. Ahmad dan Abu Ya’la)

Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan dari Allah pada hari tidak ada naungan sama sekali kecuali naungan-Nya (hari kiamat). Diantaranya adalah seorang pemuda yang tumbuh berkembang dari naungan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Optimalkan lima perkara sebelum datang lima perkara; hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu senggangmu sebelum sibukmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu.” (HR Hakim)

“Pada hari kiamat, kedua kaki seorang hamba tidak akan bisa beringsut sampai dia ditanya mengenai empat hal, yaitu umurnya dihabiskan untuk apa, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya diperoleh dari mana dan diinfakkan ke mana, serta apa yang telah diamalkan dari ilmu yng diketahuinya.” (HR. Tirmidzi)

Coba perhatikan sekaligus pikirkan dari beberapa hadits diatas bagaimana pemuda mendapat perhatian dengan porsi yang cukup besar oleh Rasulullah SAW. Ternyata yang lebih banyak ditanya kelak adalah masa muda kita dari pada masa tua kita. Lalu bagaimana kita menyikapi masalah ini apakah kita masih bersantai- santai saja?

Selain itu Rasulullah saw, juga tidak pernah ragu untuk memberikan tugas kepada para pemuda yang dianggapnya berpotensi untuk itu. Misalnya ketika Rasulullah saw menugaskan Mus’ab bin Umair untuk menjadi duta islam pertama ke Madinah. Bayangkan saja tugas yang berat ini diberikan kepada seorang pemuda seperti Mus’ab.

Maka kalo sudah begini sekarang saatnya kita menunjukkan potensi kita masing-masing. Inilah tantangan buat kita. Tantangan untuk berjuang dan menang. Tantangan untuk berubah dan mengubah. Ledakkanlah diri kita dengan potensi-potensi kebaikan yang kita miliki. Tinggalkan potensi keburukan yang ada. Sudah gak zaman lagi bila kita masih asyik terlena dengan dunia. Jadilah pemuda proaktif, yang selalu dapat menemukan peluang dalam setiap kesempatan. Zaman ini adalah zaman kompetisi, maka siapa yang tertinggal maka tak ada kemenangan. Jadi teruslah berkarya, bila mereka yang tua belum percaya dengan kita, maka biarkan mereka melihat kita bekerja dengan tidak melupakan hormat dan sikap santun kita. Biarkan mereka menyadari bahwa ada potensi dalam diri kita

0 komentar: