Saya agak tidak percaya dengan yang satu ini. Sebagai contoh walau sampai saat ini saya belum dapat berenang itu saya yakin bukan karena saya gak punya bakat berenang. Tetapi, lebih disebabkan karena saya malas belajar dan ketika kecil jarang mandi hujan kali ya..(emang ada hubungannya?) Lalu ada teman yang nyeletuk bagaimana dengan menyanyi bukankah tidak semua orang memiliki suara yang bagus? Tenang dulu jangan esmosi gitu dong. Nih saya ceritain sebuah fakta. Dulu sewaktu saya maih kursus Drum di salah satu sekolah musik di kota saya. Banyak juga yang kursus menyanyi dan pada awalnya suara mereka itu standar aja (kalo gak dikatakan jelek) tetapi dua sampai tiga bulan setelahnya. Mereka telah menemukan bentuk suara yang bagus loh. kalo gitu gak harus bakatkan tetapi belajar ok.
Tetapi baiklah bagi kamu yang tetap beranggapan dan bersikeras bahwa untuk berbisnis itu tetap dibutuhkan bakat. Ternyata menurut pak Khoerussalim Ikhs. Setiap manusia itu sudah berbakat loh menjadi pengusaha. Bahkan menurutnya lagi hal itu terjadi sejak kita masih rahim. Kok bosa ya? Sekarang kita dengar penjelasannya yang saya kutip dari bukunya To Be The Moslem Entrepreneur.
Pak Khoerussalim mengatakan bahwa sebelum menjadi manusia kita adalah sperma. Dimana disitu terjadi pertarungan jutaan sperma untuk memperebutkan ovum (sel pembuahan kandungan wanita) dan hanya satu yang berhasil menjadi kita-kita seperti sekarang ini. Dari analogi ini beliau mengatakan bahwa kita telah dibekali oleh Allah self confidance yang luar biasa hebatnya, terbukti mampu mengalahkan pesaing yang sangat luar biasa banyaknya.
Kemudian beliau melanjutkan. Apakah kita tidak mengambil hikmah dari kejadian awal kehidupan seorang manusia, termasuk kita, sehingga kita akhirnya menjadi manusia yang lupa atas fitrah kita, yang sesungguhnya itu merupakan modal kemandirian kita? Jiwa yang optimistik, penuh rasa percaya diri, kemampuan untuk mandiri, daya kreasi yang bebas dan kreatif, selalu ingin jadi juara, kemampuan berkompetisi, dll. Faktor- faktor fitrah manusia seperti itu sesungguhnya merupakan modal dasar setiap manusia untuk menjadi pengusaha. Sebab pengusaha memang harus memiliki kemampuan dasar seperti itu.
Tuh kan ternyata kita memang sudah memiliki bakat sebagai pengusaha. Jadi jangan ragu lagi, untuk memulai jalan hidup yang satu ini. Makanya jangan sampai deh kita kalah dan menyerah dengan alasan bahwa kita gak punya bakat. Karena sekali lagi bakat itu bisa dihadirkan dengan belajar dan bersungguh-sungguh. Karena memang Ronaldo, Gerard, Beckham awalnya juga gak bisa bermain bola kok. Tetapi, karena ketekunan meraka dalam belajar dan mempunyai kekuatan tekad yang besar akhirnya mereka bisa menjadi pesepakbola terkenal dan hebat.
Sekarang pertanyaannya adalah gimana cara belajar untuk menjadi seorang pebisnis? Nah disinilah yang uniknya profesi yang satu ini. Bila untuk menjadi seorang dokter ada fakultas kedokteran. Lalu ingin jadi hakim ada fakultas hukum bahkan bagi yang ingin menjadi pengamat politik aja ada pendidikannya di FISIP. Tetapi kayaknya gak ada yah yang namanya sekolah untuk menjadi pengusaha.
Memang untuk menjadi seorang pebisnis atau pengusaha itu kita harus terjun dulu baru kemudian belajar. Karena ketika bergelut di dunia inilah kita selain sebagai aktor juga sebagai pembelajar. Itulah yang saya alami ketika pertama kali saya mencoba untuk berdagang buku. Awalnya saya gelap dengan seluk beluk bisnis ini. Saya gak tahu apa yang namanya istilah konsinyasi, diskon brutto, Return dan lain sebagainya. Tetapi ketika saya telah memasuki bisnis ini saya mulai mengerti sedikit demi sedikit tentang bisnis ini.
Satu contoh lagi. Kamu pernah memperhatikan ada seorang pedagang Mie ayam, Bakso, atau Soto mie yang memakai gerobak satu tetapi pedagangnya dua? Kalo kamu pernah memperhatikan pasti terlihat anehkan kok pedagang itu memakai asisten. Saya awalnya juga punya perasaan seperti kamu juga. Tetapi ketika saya tanya ternyata abang yang satu lagi yang gak ngapa-ngapain itu ternyat sedang belajar pada rekannya. Dia belajar dari mulai menentukan rute dagang, cara menyajikan dagangan sampai cara menghadapi pelanggan. Dan yang hebatnya mereka hanya belajar satu hari penuh sedang besoknya langsung dilepas sendirian.
Makanya kalo kamu mau belajar berbisnis. Tentukan dari sekarang apa yang akan kamu jadikan obyek bisnis kamu lalu mulailah belajar sambil berjalan. Ok. Dan sekali lagi ternyata soal bakat kita telah punya kok.
Jadi gak usah takut. Bakat itu hanya perlu lagi diolah dengan yang namanya latihan. Ambil contoh ada seseorang yang berbakat menulis. Dan ia terus mengasah bakatnya itu dengan berlatih menulis sebanyak 5-6 jam perhari. Apa saja yang terlintas diotaknya saat itu ia tulis, gak perduli mau bagus atau tidak tulisannya. Namanya juga latihan. Maka ia akan menjadi seorang penulis besar dikemudian hari.
0 komentar:
Posting Komentar