Pages

Jumat, 06 Agustus 2010

“godaan’ teknologi

Teknologi kini seakan menjadi udara bagi manusia, yang bila tak ada maka serasa usai sudah kehidupan kita didunia



Hari ini saya kekantor menumpang kopaja nomor 63 rute Depok- Blok M. setelah selama hampir setahun terbiasa mengendarai sepeda motor. Bukan karena motor saya rusak atau merasa bosan, ini karena malamnya saya menitipkan motor di tempat saya bekerja dan menumpang taksi pulang ke rumah. Alasan ini bukan karena saya takut hujan, sebab bagi seorang pengendara motor hujan tak jadi masalah selama ia memabawa mantel hujan.

Sesuai kebiasaan saya apabila menumpang kendaraan umum maka saya akan memilih kursi di depan samping pengemudi. Di posisi ini saya merasa nyaman karena dengkul dan kaki tidak tertekuk. Setelah misi mencari bangku di depan sukses, saya langsung duduk mengambil posisi nyaman tidak lupa membaca Koran pagi yang tadi di beli, asli ini bukan maksud agar dibilang berpendidikan tapi pancingan aja biar bisa tidur(gak apa-apa kan dari pada ngegerutu ama macet) hehehe.

Ketika sedang asyik menikmati bacaan Koran pagi, dua orang wanita duduk di barisan belakang kursi saya. Seperti biasa terjadi percakapan diantara mereka. “weit, ngapain sih lu beli Koran HP terus” tanya wanita A, lalu wanita B menjawab “ah, suka-suka gw kan gw yang beli dan baca” wanita A gak mau kalah, “tapi kan, elu pasti gak mampu beli HP keren itu, gaji sebulan kita aja jauh ama harga tuh HP” gak terima wanita B membela diri, “biarin, yang penting w udah puas dan terhibur dengan membaca aja, jadi serasa memiliki” sampai obrolan ini saya hentikan cerita obrolan kedua wanita tadi, yang pasti obrolan mereka masih panjang umumnya obrolan wanita dan tema pun susah di tebak, dari masalah pekerjaan, jodoh, makanan dan lain-lain. Statement terakhir wanita B menyadarkan saya akan satu fenomena, yang saya sebuat godaan teknologi.

Seiring melesatnya perkembangan jaman dan semakin liarnya manusia bergerak dan berpikir, perkembangan teknologi juga tak kalah pesat. Tingginya kemampuan imajinasi manusia membuat imajinasi itu tidak sabar untuk segera dibuat nyata dan ada. Begitulah perkembangan teknologi. Dulu mungkin ketika sesuatu akan dibuat maka butuh waktu lama untuk mengimplementasikannya, bahkan tak jarang ketika suatu ide teknologi di wacanakan kata penolakan akan banyak terucap. Namun, sekarang tidak seorang teman berkata, “apabila bill gates dan steve jobs malamnya bermimpi tentang teknologi baru, maka paginya teknologi itu sudah bisa di dapat di pasaran”

Mungkin apa yang diungkapkan itu kelewatan tapi rasanya gak salah juga. Buktinya ketika kita belum habis dan menikmati betul apa yang di sebut dengan teknologi yang luncurkan oleh blackberry, iphone dan smartphone lain, kita sudah di hadapkan lagi dengan apa yang namanya teknologi android. Begitu juga ketika kita belum khatam bicara soal computer jinjing, ipad dengan segala kelebihannya telah mampu menghipnotis penduduk dunia.

Maka beralihlah fungsi teknologi dari tadinya hanya sebagai pelengkap dan pembantu kini serasa menjadi suatu ‘kewajiban’ silakan perhatikan isu tentang pemblokiran BB, banyak yang kebakaran jenggot, padahal yg dimasalahkan hanya masalah server bukan soal bagaimana kita berinteraksi dengan dunia maya. Atau fakta yang lebih gampang tentang tergantungnya kita dengan teknologi, ialah banyak status dalam media jejaring social yang mengeluh ketika, gadget atau alatnya rusak, bahkan hanya sekedar battery habis pun serasa kita sudah tidak hidup lagi.

Ok, itu bagi yang sudah punya. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak punya? Maka sikap yang di keluarkan oleh si wanita B tadi berupa perkataan, “biarin, yang penting w udah puas dan terhibur dengan membaca aja, jadi serasa memiliki” itu member jawaban, saya yakin bahkan bisa jadi saya yang terhipnotis oleh perkembangan teknologi komunikasi ini. banyak mereka yang tidak seberuntung orang yang bisa memiliki alat teknologi ini hanya bisa berandai-andai dan bermimpi saja kapan bisa memiliki alat komunikasi tersebut.

Ya, kini alat komunikasi tidak hanya soal kebutuhan tetapi juga sudah berbicara soal status social, lihat saja betapa kerennya mereka yang menggenggam smartphone model iphone, Blacberry, android dan segala macamnya. Maka bagi yang belum memiliki sekedar menikmati teknologinya dari Koran majalah atau lainnya serasa sudah cukup, itu sekesan kita menjadi bagian dari dunia.

0 komentar: