Pasca kemenangan Rano Karno dalam pilkada Tangerang, dan Dede Yusuf dalam Pilkada Jawa Barat, ada fenomena baru dalam dunia politik kita. yang pertama adalah mulai 'sadarnya' partai politik bahwa untuk meraih kemenangan dalam pilkada faktor figur dan kedekatannya dengan masyarakat menjadi hal yang utama. Lalu fenomena selanjutnya adalah banyaknya para selebritis yang juga ingin terjun ke dalam dunia politik.
Saat ini sedang gencar dalam media bagaimana Syaiful Jamil, yang katanya sudah di plot untuk duduk dalam wakil walikota Serang. kemudian juga ada nama Vena Melinda, artis yang sekarang menjadi instruktur salsa. Kemaren dalam sebuah acara televisi saya juga melihat berita Maia Ahmad, entah serius atau tidak, juga tertarik terjun ke dunia ini.
Memang harus diakui dunia politik dan selebritis itu bukanlah sesuatu yang berlainan atau bersebarangan. Beberapa kasus telah menunjukkan hal itu. Sebut saja nama Arnold Scwarzeneger, sang terminator saat ini ayik menjadi gubernur California. Juga ada nama Joseph Estrada, yang pernah menjabat sebagai Presiden Filipina. Jadi sebetulnya itu nggak ada masalah. Tetapi masalahnya apakah mereka yang maju itu betul-betul punya kapasitas untuk itu?
Lalu saya teringat hadits Nabi Saw, "Apabila suatu urusan tidak diberika kepada ahlinya maka tunggu saja kehancurannya". Hadits ini jelas dan tegas bahwa suatu urusan memang harus diberikan kepada ahlinya, dan bila tidak maka siap saja menanggung akibatnya. Saya juga sempat terpikir bila kita melamr pekerjaan saja harus ada wawancara yang detil tentang bakat dan kemampuan kita, belum ditambah psikotes-psikotes yang lainnya. Lalu, adakah tes serupa yang dilakukan oleh partai politik ketika merekrut para selebritis itu. Atau jangan-jangan hanya karena popularitas sang figur saja yang menjadi nilai lebih mereka. Sedangkan masalah bisa atau tidaknya mereka mengurus pemerintahan itu soal belakang. ah... lagi-lagi jadi kepikiran
Minggu, 27 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar