Pages

Minggu, 15 Maret 2009

Harusnya kita bangga menjadi muslim

Ya, harusnya kita bangga menjadi seorang muslim. Sebab dengan menjadi muslim itu kita memiliki kedudukan yang terhormat dalam pandangan Allah swt. Ingat bila anda mencari pamrih dari seseorang itu hanya sementara dan bisa berubah seiring waktu dan kondisi yang ada. Tetap beda bila yang kita cari adalah pamrih dari Allah swt, kita akan selalu beruabah dan menjadi lebih baik sebab Allah swt mengawasi kita dimana saja dan kapan saja tanpa terbatas dimensi ruang dan waktu.


Islam itu mudah dan paling bisa dicerna oleh akal. ketika para shaolin dan biksu dilarang untuk memakan daging, di Islam gak seperti itu kita boleh kok memakannya. Walau memang ada beberapa daging dari beberapa binatang yang diharamkan tetapi itu semua demi kebaikan manusia itu sendiri. Yang jelas lebih banyak yang dibolehkan daripada yang dilarangnya.

Islam juga tidak seperti kaum kapitalisme yang membolehkan memiliki harta apa saja dengan cara apa saja. Jadi gak perduli lagi dengan legal dan ilegal semua boleh dimiliki syaratnya satu gak tertangkap oleh aparat hukum. Dalam islam kita boleh memiliki harta apa saja asalkan itu dengan jalan yang halal. Kita gak boleh merampok dan mencuri dari orang lain apalagi menjarahnya, kita juga nggak boleh memakan apa yang memang bukan menjadi hak kita yang sekarang lebih dikenal dengan nama korupsi.
Bagi kaum wanita kamu-kamu juga seharusnya bangga telah menjadi muslimah. Karena hanya islam yang mampu mejaga harkat dan martabat seorang wanita. Walaupun islam banyak diserang dalam hal ini, tetapi sejarah membuktikan bahwa islam adalah pelindung kaum wanita. Dalam islam wanita dan pria itu memiliki derajat yang sama dalam pandangan Allah swt , yang berbeda hanya tingkat keimanan dan ketakwaannya.
Dahulu sebelum islam datang memilki anak wanita adalah sebuah aib dalam sebuah keluarga, makanya banyak yang membunuh anak wanitanya bahkan dengan tega ada yang menguburnya hidup-hidup. Tetapi ketika islam datang merubah itu dan mengangkat kembali harkat dan martabat seoarng wanita. Bahkan dalam Al-Qur’an ada sebuah surat yang dinamakan dengan an-Nisa yang berarti wanita. Dimana isi dalam surah ini membahas tentang hak asasi kaum wanita dan kehidupan berkeluarga.

Islam juga tidak pernah mengenal apa yang dinamakan dengan sistem kelas. Bila di abad pertengahan di Eropa di kenal 3 kelas yang berbeda yaitu; bangsawan, pendeta dan orang biasa. Dimana ketiga kelas itu juga memiliki keitimewaan masing-masing.
Maka islam tidak mengenal hal itu siapa saja bisa jadi ulama asal memang berpenhetahuan, jadi ini maslah kompetensi, seperti siapa saja bisa menjadi seorang dokter asalkan ia mau belajar dan menempuh pendidikan. Jadi gak dikenal tuh dalam islam orang yang ketika lahir membawa sifat tertentu dan bisa diprediksi memegang profesi tertentu pula.

Begitu juga dalam maslah Rasisme sejak awal islam sudah memerangi hal ini. Tidak ada perbedeaan manusia berdasarkan warna kulit tertentu. Mau dia hitam atau putih sama saja yang berbeda ketakwaannya. Lihat bagaimana Bilal bib Rabah seoarng budak yang berkulit hitam memilki kedudukan yang terhormat dan sejajar dengan Abu Bakar dan Utsman bin Affan padahal dua orang sahabat tersebut terkenal sebagai pengusaha yang sukses. Bahkan Abu Bakar yang menebus dan memerdekakan Bilal dari tangan orang-orang Quraysi.

Ini adalah sedikit contoh yang seharusnya membuat kita bangga menjadi seorang muslim, masih banyak contoh-contoh lain yang bertebaran dalam literatur islam. Nah, yang menjadi tantangan sekarang adalah bagaimana kita juga dapat melakukan hal yang sama, agar islam itu tidak hanya besar di masa lalu tetapi juga saat ini.


0 komentar: