Pages

Rabu, 27 Mei 2009

Berubah itu mudah kok

Salah satu pandangan yang menyebabkan orang sulit atau tidak bisa berubah dari kebiasaan lamanya bahwa kebiasaan itu susah atau sulit untuk diubah. Bahkan ada yang bilang ini sudah takdir hidupnya. Makanya banyak orang yang terpuruk sering beranggapan bahwa kepurukannya itu tak lebih disebabkan oleh jalan hidup dari yang Maha Kuasa. Tetapi benar gak sih pendapat itu? Asli guys sesungguhnya pendapat itu gak benar. Sejatinya kebiasaan itu bisa kok untuk dirubah. Buktinya aja bagaimana sistem politik orde baru yang telah berkuasa selama 32 tahun bisa untuk dirubah.
Dan ngomong-ngomong soal takdir, ternyata itu gak bisa dilepaskan dari yang namanya hukum sunatullah atau yang lebih akrab dengan nama hukum sebab akibat. Jadi kalo kita mau pintar ya belajar kalo kita ingin kaya ya harus bekerja, menabung dan tidak foya-foya begitu juga kalo kita mau masuk surga ya harus rajin beribadah dan terus mempertahankan ketakwaan kepada Allah swt. Jadi gak benar tuh dengan pendapat kalo yang namanya takdir itu gak bisa diubah.




Padahal sebagaimana yang kita tahu manusia ketika dihadirkan ke dalam dunia ini dalam keadaan fitrahnya. Gak ada satupun pesanan atau perintah nih orang mo jadi orang jahat ataupun orang baik. Yang ngebentuk seseorang itu jadi baik or jahat banyak faktornya, bisa faktor eksternal seperti lingkungan permainan, ortu dan hal-hal yang ia dapatkan dari situasi dan kondisi pada saat itu bisa juga karena memang faktor internal yang datang dari dirinya sendiri.
Jadi, sesulit dan semelekat apapun kebiasaan itu seseungguhnya hal itu bisa kok diubah. Banyak bukti tentang hal itu. Misalnya, hadits yang mengisahkan tentang seorang yang telah membunuh seratus orang yang pada akhirnya dia bisa bertobat., hingga malaikat menempatkannya di surga. Jadi dengan kata lain sesuatu yang berat dan sulit itu bisa dilakukan bila kita mo usaha dan bekerja keras mewujudkannya.
Makanya Allah swt memberi manusia itu akal yang dengan seharusnya digunakan untuk berpikir atau memikirkan apakah yang dilakukannya itu benar atau nggak. Itulah sejatinya fungsi dari akal, tetapi sekarang akal itu kebanyakan digunakan untuk melakukan pembenaran atas apa yang kita lakukan mau itu benar atau kagak.
Maka yang pertama bila kita ingin berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain ialah betulkan paradigma kita dulu. Paradigma ialah cara pandang kita terhadap sesuatu. Bila cara pandang kita salah maka salah pula dalam menghadapinya. Paradigma bahwa sesulit apapun merubah kebiasaan dalam diri kita disana tetap ada peluang untuk dirubah. Orang bijak berkata, “Tidak ada sesuatupun yang sulit selama masih ada kemauan”

Sadarilah kesalahanmu
Ok, bila sekarang kita telah sepakat bahwa kesalahan atau kebiasaan yang kita lakukan selama ini itu bisa berubah. Maka, langkah selanjutnya adalah menyadari kesalahan yang telah kita lakukan. Misalnya jika selama ini kita menjadi perokok lalu ingin berhenti merokok maka kita harus sadari bahwa merokok itu gak baik dan hanya membuang biaya serta dapat menimbulkan penyakit di kemudian hari.
Karena gimana kita mo tahu kalo kebiasaan yang kita lakukan itu gak baik tanpa kita sadari terlebih dahulu ketidak baikan dari kebiasaan itu. Hal inilah yang kebanyakan orang lupa, jadi alih-alih dia mau ngerubah kebiasaannya yang ada hanya mempertahankannya dengan sejumlah dalil untuk dijadikan pembenaran.
Seperti seorang kawan yang mau berhenti dari kebiasaannya ngerokok. Berulang kali ia menyatakan hal tersebut kepada saya tetapi ketika diberi tahu bahwa rokok itu adalah sumber berbagai penyakit seperti paru-paru dan jantung ia malah menampik. Nah, kalo sudah begini jelas akan susah untuk kesananya.
Ya, menyadari kesalahan yang kita miliki memang tidak semudah menyadari bila kesalahan itu ada pada diri orang lain. Kita akan berhadapan dengan yang namanya ego. Disana akan ada selalu ada pembenaran-pembenaran atas apa yang kita lakukan. Terlebih bila lingkungan telah melegalisasi kesalahan yang kita lakukan seakan-akan itu adalah kebenaran.
Maka salah satu agar kita tahu dan sadar bahwa perbuatan kita gak baik itu ialah dengan cara keluar dari lingkungan lama kita. banyak kok caranya kita bisa bergaul ama orang yang baik, dan yang selalu berpikiran positif. Selain itu bisa juga lewat sarana membaca dan banyal belajar. Dengan begini kita akan dapat atau terbiasa untuk selalu melihat sesuatu dari dua sisi yang berbeda, agar kita dapat dengan mudah melakukan pertimbangan-pertimbangan. Sebab sangat sulit melakukan penilaian bila tidak ada dua hal yang berbeda untuk saling dinilai.

Saatnya membuat keputusan
Nah, sekarang adalah saatnya membuat keputusan setelah kita menyadari kesalahan dari kebiasaan kita maka sekaranglah saatnya yang tepat untuk membuat keputusan untuk beralih dari yang jelek ke yang baik. Membuat keputusan ini bukanlah perkara yang mudah dan juga tidak susah jadi bisa disebut susah-susah gampang lah.
Sebab ini berhubungan dengan yang namanya waktu. Waktu itu sifatnya dinamis dan cepat sekali dalam bergeraknya. Maka kita harus tepat dalam membuat keputusan. Jangan ada kata-kata, “entar aja ya kalo udah tua”, “tenang tar kalo udah saatnya gw juga bisa kok berubah” asli deh kata-kata ini sebetulnya adalah kata-kata pecundang yang merasa jago padahal dia gak ada apa-apanya.
Jadi buatlah keputusan saat ini juga. Jangan ditunda-tunda lagi. Tentunya kalian masih ingatkan dengan ungkapan, “kesempatan itu tidak datang untuk yang kedua kalinya” makanya selagi ada kesempatan yang pertama maka langsung ambil keputusan untuk berubah.
Itulah yang dilakukan oleh Abu Dzar al-Ghifari ketika ia mendengar bahwa telah hadir seorang Rasul terakhir di kota Mekkah. Ia berinisiatif untuk berangkat kesana tanpa perlu menunda-nunda waktu lagi. Apalagi berpikiran nanti aja kalo sang Rasul hadir ke kotanya baru ia akan bertobat.
Imam Hasan al- Basri mengatakan, “Jauhilah sifat menunda-nunda. Nilai dirimu tergantung pada hari ini, bukan besok. Kalau esok engkau beruntung, maka keuntunganmu akan bertambah bila hari ini engkau telah beramal. Dan kalau esok engkau mengalami kerugian, engkau takkan menyesal, karena hari ini engkau telah beramal”. Selain itu kita juga jangan melupakan Allah swt. Marilah berdo’a agar keputusan yang kita buat itu menjadi berkah serta tidak hanya sementara.
Memang memulai sesuatu yang baru itu akan berat diawalnya tetapi percayalah apabila kita menjalaninya semua itu akan menjadi sesuatu yang mudah dan enak untuk dirasakan. Ibarat kita mengayuh sepeda maka akan ada tenaga ekstra pada kayuhan pertama, tetapi pada kayuhan selanjutnya kita hanya memerlukan tenaga yang sedikit.
Maka hilangkan keragu-raguan. Jangan biarkan sikap ragu-ragu malah menghambat langkah dan perjalanan kita. mantapkan tekad sejak langkah pertama dan langkah selanjutnya menjadi terserah anda.

Slow but sure
Untuk merubah suatu kebiasaan maka langkah yang terbaik ialah merubahnya dengan cara perlahan tetapi pasti. Jangan memulai perubahan dengan sesuatu yang drastis, karena itu akan membuat diri kita terkejut dan kaget yang malah akan berefek kita untuk kembali kepada kebiasaan lama kita.
Masih ingatkan ketika kita masih kecil dan ingin melaksanakan puasa pertama kita? pastinya kita gak akan mencoba berpuasa seharian penuh, tetapi kita mencobanya dulu dengan seperempat hari, setengat hari, tiga perempat hari baru kita meyelesaikan puass kita seharian penuh. Karena memang tubuh kita butuh adaptasi dengan sesuatu yang baru.
Jadi disini kita tetap harus menghargai apa yang dinamakan dengan proses. Walau memang terkadang ada orang yang bisa melakukan perubahan dengan drastis langsung tetapi yakin deh orang seperti itu langka banget. Jadi coba deh semuanya dengan perlahan tapi pasti. Slow but sure istilah kerennya.

Jangan Hangat-Hangat Tahi Ayam
Selamat akhirnya kamu bisa merubah kebiasaan lamamu dengan kebiasaan baru yang lebih positif. Semoga sekarang kamu menjadi manusia baru dengan visi dan misi baru pula, tetapi kita jangan bangga dan bersenang dulu. Jangan cepat menganggap hal ini sebagai kemenangan yang sudah kita raih karena masih ada ujian selanjutnya. Hah?!!! Yap, ujian selanjutnya adalah bagaimana kita bisa tetap bertahan dengan catatan baru hidup kita ini. Jangan sampai kita hanya dapat berubah dalam waktu yang singkat aja setelah itu kembali kekeadaan semula.
Seperti bunyi pepatah meraih kemenangan itu sulit tetapi lebih sulit lagi mem¬pertahankannya, maka disinilah ujian yang sebenarnya. Jangan kamu anggap setelah kamu bisa berubah gak ada ujian atau godaan lagi, malah disini godaannya semakin banyak agar kita mau kembali ke kebiasaan buruk yang selama ini kita jalani.


0 komentar: