Bukan rencana latihannya yang membuat bingung para pengamat itu. Sebab, kita sepakat latihan itu sangat penting sebelum kita bertanding. Namun, yang membuat mereka bingung mengapa tujuan latihan tim nasional kita ke Belanda. Inilah yang dianggap sebagai sesuatu yang tidak tepat sasaran.
Sebagaimana yang kita tahu Belanda adalah negara Eropa. Sedangkan medan sesungguhnya yang akan dihadapi nanti ialah Asian Games 2006 yang akan berlangsung di Qatar. Dan sudah pasti negara yang akan menjadi lawannya adalah negara-negara Asia.
Pastinya kultur sepakbola antara Eropa dan Asia sangat bertolak belakang. Baik itu teknik, gaya bermain, skill dan lain sebagainya. Selain itu unsur geografis yang berbeda antara Eropa yang dingin dengan Timur Tengah yang panas. Pastinya, akan menimbulkan suatu masalah sendiri nantinya.
Dan apa yang dikhawatirkan itu ternyata menjadi kenyataan. Ketika tim nasional sepakbola kita harus menerima hasil yan buruk. Disana gawang mereka dijadikan bulan-bulanan tim lawan. Tercatat hamper selusin gol tercipta ke gawang Indonesia dengan hanya satu gol yang berhasil mereka ciptakan.
Inilah bukti bahwa mengenal lawan sebelum kita bertanding itu sangat penting. Dan, mengenal disini tidak hanya sekedar mengenal saja tetapi mengenal disini mengharuskan kita memahami kekuatan maupun kelemahan lawan itu sendiri.
Sikap itulah yang dilakukan oleh peradaban Barat terhadap peradaban Islam. Setelah mereka menyadari bahwa kekuatan fisik dan militer tidak sanggup mengalahkan semangat juang yang dimiliki oleh umat Islam, mereka mencari cara lain untuk menumbangkan peradaban Islam.
Maka mereka sepakat bahwa untuk mengalahkan umat Islam. Tidak dapat dilakukan dengan langkah sekali gebuk tetapi dengan bertahap dan perlahan melalui cara menghilangkan sedikit demi sedikit ajaran Islam dari pemeluknya.
Maka muncullah apa yang disebut dengan Orientalisme, ini adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan timur. Yang mana setelah mereka mampu mempelajari budaya timur sampai keseluk beluknya ini mereka akan menggebuk dan membalikkan ajaran timur tersebut dengan apa yang mereka inginkan.
Maka bermunculanlah pusat-pusat studi tentang kebudayaan, agama dan sistem masyrakat timur. Yang diikuti dengan lahirnya professor-profesor yang sangat menguasai sekali akan ilmu keIslaman dari negara barat. Bahkan tak jarang mereka sangat fasih dari para ulama Islam sendiri dalam berbicara tentang Islam.
Sampai saat ini setidaknya hal itu bisa dianggap sukses. Hingga saat ini bisa kita lihat dari proyek tersebut mereka setidaknya telah membuat sebagian umat Islam jauh bahkan memusuhi ajaran agamanya yang suci. Bahkan saat ini banyak kader-kader mereka yang berwajah local atau dalam artian orang Islam sendiri yang saat ini mendakwahkan untuk meninggalkan ajaran Islam bagi para pemeluknya.
Maka inilah tantangan bagi kita. Bila mereka telah mampu berbicara tentang Islam lengkap dengan dalil dan hujahnya. Maka bagaimana kita ketika berbicara tentang sistem mereka? jangan sampai ketika kita menolak sekularisme dan pluralisme disatu sisi, tetapi disisi yang lain kita malah menjadi pengikut dan pelaku setianya. Juga jangan sampai ketika mengkritisi globalisasi kita dengan fasihnya menunjukkan kejelakan dan keburukan sistem ini. Namun, ketika ditanya tentang apa makna dari globalisasi kita benar-benar gak mengerti.
Seperti yang terjadi saat ini ketika di kampus-kampus Islam terkemuka di negeri ini yang seharusnya menciptakan cendekiawan-cendekiawan handal untuk memperteguh Islam dan ajarannya, tetapi yang sebaliknya malah tercipta manusia-manusia yang tersilaukan dengan peradaban luar dan menjadikan Islam sebagai musuhnya.
Maka, sudah saatnya sebagian kita mempelajari budaya-budaya mereka. Ingat, belajar disini dalam artian untuk mengkritisi bukan untuk mengikuti secara bulat-bulat. Agar kita dapat menentukan langkah yang tepat untuk menangkal serangan-serangan yang dilakukan pihak lawan. Maka jangan sungkan lagi untuk mengetahui lebih jauh tentang apa itu demokrasi, kapitalisme dan globalisasi. Karena kita belajar untuk ilmu bukan untuk menyembah kepada paham-paham itu. Sebab kita telah yakin tiada sistem kehidupan yang lengkap dan baik selain Islam.
Jangan lagi ada rasa alergi ketika kita berhubungan dengan referensi-referensi budaya mereka. karena bagaimana kita mau paham budaya mereka kalo mengenalnya saja kita enggan. Ya, jadi pahamilah lawan anda. Lalu gebuklah ia setepat-tepatnya.
0 komentar:
Posting Komentar