seperti pagelaran2 piala dunia sebelumnya. setiap pertandingan pembukaan di daerah saya selalu diadakan acara nonton bareng bersama warga.
begitu juga pagelaran piala dunia 2010 sekarang. sejak seminggu sebelumnya persiapan sudah dilaksanakan, dari mulai siapa yang menyiapkan konsumsi, peralatan dan segala macam yang diperlukan saat acara nanti.
tidak hanya warga sipil biasa yang datang. pemimpin desa seperti lurah dan camat pun hadir, walau biasanya mereka tidak diundang namun entah bagaimana selalu ada saja info ke mereka yang membuat mereka hadir.
kehadiran para pemimpin lokal pastinya membuat warga senang setidaknya apa yang mereka kerjakan mendapatkan perhatian. namun tidak enaknya adalah ketika acara yang seharusnya berjalan cair dan apa adanya mendadak menjadi resmi dan pastinya birokratis.
lantas saja harys dibuat acara seremonia seperti sambutanyang dilakukan oleh ketua panitia yang juga ditunjuk secara dadakan. yang kemudian dilanjutkan oleh sambutan pak lurah.
dan pak lurah seperti biasanya langsung memanfaatkan moment ini untuk memarketing dan mempromokan apa2 yang sudah dilakukan oleh beliau dan jajarannya.
maka kita yang sudah siap untuk menonton bola akan mendengar kuliah umum dari mulai adanya peninkatan IPM, hasil sensus dan segala macamnya yang tidak ada hubungannya dengan sepakbola. yang sebalnya seperti biasa apa yang dikatakan dengan fakta dilapangan jauh berbeda, tapi tetap saja warga bertepuk tangan walau setelah itu langsung ngedumel tidak karuan.
keramaian dalam sepakbola memang selalu menggoda siapa saja yang ingin meneguhkan kuasanya. contoh terdekat lagi2 hadir dari kota tempat tinggal saya, depok.
ketika persikad depok menembus kasta divisi utama dari divisi satu, maka prestasi itu diklaim oleh walikota depok, Nurmahmudi Ismail, sebagai prestasi yang diraih olehnya. namun ketika masa kampanye berlalu persikad depok seakan ditinggalkan begitu saja tanpa ada advice untuk mencari solusi setelah uang apbd tidak boleh ditinggalkan lagi. mereka yang tadi mengklaim keberhasilan persikad sebagai prestasinya mundur secara teratur. buntutnya persikad mundur di tengah jalan dan degdrasi kembali ke divisi satu.
sepakbola dan kuasa tidak hanya terjadi di dalam negeri. sejarah mencatat bagaimana hitler dan mussolini menggunakan sepakbola untuk meneguhkan kuasanya dan menanamkan semangat patriotisme pada rakyatnya.
hubungan sepakbola dan kuasa hasilnya bisa positif dan negatif. negatif apabila sumberdaya sepakbola hanya dipakai untuk moment meneguhkan kuasanya sang pemimpin tanpa perduli prestasi sepakbola itu sendiri, inilah fakta yang terjadi di indonesia. namun positif sebagaimana yang terjadi di afrika selatan dimana para pemimpinnya bersatu untuk mewujudkan kemajuan sepakbola disana. maka ketika pagelaran sepakbola yang tengah digelar ini sukses, maka bisa dipastikan rakyat akan mengingat dan memberikan apresiasi positif bagi pemimpinnya...
Minggu, 13 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar