Pages

Minggu, 15 Maret 2009

Percaya Diri Bukan Berarti Harus Sombong

Suatu ketika seorang ulama besar bernama Hasan al-Bashri ditanya oleh seorang sahabatnya, “Ya, Hasan apakah engkau seorang mukmin?”

Hasan Al-bashri hanya mejawab, “Insya Allah’. Jawabannya ini jelas membuat sang penanya terkejut. Jelas ia terkejut siapa yang nggak kenal Hasan al-Bashri, sejarah mencatatnya sebagai seorang ulama besar yang mempunyai ilmu sangat luas.




“Kenapa engkau mengatkan hal yang seperti itu?”
Hasan al Bashri menjawab, “Aku takut jika aku katakana ‘ya, aku mukimin; tetapi Allah mengatakan ‘engkau bohong’. Karena itu aku katakana insya Allah. Aku tidak akan merasa aman jika suatu ketika Allah mendapatiku melakukan apa yang Dia benci, lalu Dia murka kepadaku dan mengatakan ‘Pergilah Aku tidak menerima amal-amalmu’
Hasan al-Bashri memang terkenal dengan kezuhudannya. Ucapannya diatas menjadi buktinya. Saking khawatirnya beliau jatuh ke jurang kesombongan maka beliau mengeluarkan kalimat seperti diatas. Memang godaan kesombongan terkadang yang menjadikan seseorang itu tergelincir dari apa yang telah dilakukannya. Sebab rumusnya jelas Allah tidak akan menerima amal ibadah mereka yang menyombongkan dirinya. Seperti sebuah kisah.

Dikisahkan bahwa ada tiga kelompok manusia yang yang dilemparkan ke neraka padahal di dunia mereka terkenal dengan rajinnya beribadah. Kelompok pertama adalah mereka yang suka berderma dan menginfakkan hartanya. Kelompok ini ditanya oleh Allah swt., “Untuk apa kaun infakkan hartamu” mereka menjawab, “untuk mengharapakan keridhaanmu” tetapi Allah swt, mementahkan jawaban mereka, “bohong! Sesungguhnya kamu berinfak hanya untuk mendapatkan pengakuan manusia bahwa engkau dermawan” sehingga orang-orang yang masuk kedalam golongan ini dimasukkan ke dalam neraka.

Kelompok kedua ialah mereka yang suka membaca Al-Qur’an. Sama seperti kelompkk yang pertama, mereka juga ditanya, “untuk apa engkau membaca Al-Qur’an sewaktu di dunia?” mereka menajwab, “untuk mendapatkan keridhaan-Mu semata” Allah swt kembali menolak jawaban mereka, “Bohong! Sesungguhnya engkau membaca Al-Qur’an agar dibilang sebagai seoarng alim, Qori, Hafidz” lalu seperi kelompok pertama mereka juga dilemparkan ke neraka.

Kelompok ketiga adalah mereka yang meninggal dalam perang di jalan Allah. Mereka juga ditanya, “untuk apa kau berjihad hingga kematian menemuimu?” mereka menajwab, “untuk mendapatkan keridhaanmu” Allah swt kembali menolak pengakuan mereka, “Bohong! Sesungguhnya engkau meninggal dan ikut berangkat ke medan jihad itu agar dijuluki sebagai pahlawan” maka kelompok seperyi ini juga mengikuti kelompok yang pertama dan kedua menyusul ke dalam neraka. Maka menguaplah amal-amal mereka. Semua amal yang dilakukan menguap dan hanya sebatas impian belaka.

Jadi, percaya diri menjadi seorang muslim itu penting, tetapi bukan berarti harus menyombongkan diri. Apalagi terpancing dengan predikat-predikat seperti seoarng alim, ahli surga dan yang lain sebagainya. Sebab memang begitu cara kerja syetan. Ia akan selalu menggoada seorang manusia. Bagaimana caranya syetan menggoda manusia? Ah.. itu nanti bisa di baca di bab 2 jadi sabar aja yah, dan ikutin dulu aja bab ini ampe habis.

Jadi hati-hati dengan yang namanya kesombongan ini. Dalam kamus kata sombong ini diartikan dengan kata menghargai diri secara berlebihan. Oh ya inidokator seseorang telah terkena penyakit sombong itu sebenarnya gampang aja seperti seorang ulama katakan kalian termasuk orang yang sombong apabila ada perasaan jika engkau merasa amalmu banyak sedangkan amal orang lain selainmu itu sedikit.

0 komentar: