Pages

Kamis, 22 Juli 2010

Seri Belajar dari Sejarah

Ketika saya bercerita ingin menulis buku ini, seorang teman bertanya, “Kenapa sih tema itu yang dipilih, lu kan tahu itu bukan tema yang populis di kalangan remaja maupun penerbit?” Saat itu saya menjawab pertanyaan hanya dengan sebuah senyuman, meskipun didalam hati ikut mengiyakan juga.


Pertanyaan itu hampir-hampir saja membuat saya enggan menuliskan buku ini, walaupun sudah ada bayangan tentang siapa saja tokoh yang akan saya tulis. Cukup lama ide ini tidak saya sentuh, sampai suatu waktu saya membaca berita di surat kabar Republika, bahwa masjid agung Al-Azhar akan memperingati satu abad kelahiran Buya Hamka.


Saat itu saya mengajak seorang teman untuk hadir di acara tersebut dan saya cukup kaget dengan reaksinya. Ia bertanya, “Siapa sih Buya Hamka?” Setelah ditelusuri, ternyata bukan ia seorang yang tidak mengenal siapa itu Buya Hamka. Kebanyakan mereka kenal hanya melalui buku-buku sejarah saja. Dan bisa jadi ini hal yang sama yang dialami kamu semua. Iya kan? Dan ternyata tidak hanya Hamka yang tidak banyak di kenal. Nama-nama seperti M. Natsir, Syaikh Nawawi dan Syaikh Yusuf al-Maqasari juga banyak yang geleng-geleng kepala ketika ditanya kenal atau tidak.


Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau mengingat sejarahnya sendiri, begitu sebuah pepatah bijak. Pantas saja kita nggak bisa menjadi bangsa yang besar, karena kebanyakan kita telah lupa dengan sejarah bangsa kita. Betul kan? Yang parah, nggak hanya lupa. Saya melihat ada upaya sistematis untuk melupakan sejarah bangsa ini yang dimulai dari generasi mudanya. Coba siapa yang mengenal nama Syafrudin Prawiranegara, padahal ia adalah pemimpin PDRI? Pasti setelahnya timbul pertanyaan: PDRI itu apa? Hmm...


Sebaliknya, kita justru lebih akrab dan familiar dengan wacana-wacana Hasan al-Banna, Sayyid Quthb, Yusuf Qardhawi, Taqiyuddin an-Nabhani, Nasiriddun al-Albani dan yang lainnya. Namun kita nggak mau menengok para pejuang Islam kita. Padahal, berkat perjuangan mereka, syariat Islam merangkak untuk berdiri di Indonesia.


Nama-nama seperti Haji Agus Salim, M. Natsir, Buya Hamka, sudah sepatutnya kembali mendapat tempat di hati para aktivis Islam. Bukankah Piagam Jakarta hadir karena perjuangan dan usaha keras mereka? Maka tidak adil rasanya kalau kita melupakan mereka.


Berikut nama-nama tokoh yang mau diangkat dari Seri Belajar dari Sejarah beserta link-nya. Saya juga akan memberikan label: Tokoh Indonesia pada postingan kali ini. Selamat membaca ya...

0 komentar: